Hakikat Ilmu
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Teknik Khitobah II
Dosen Pembimbing :
Drs. Bustanul Arifin M.Pd.I
PENYUSUN:
KHAIRUL MUFID
2013.03.0.0578
INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI
FAKULTAS DAKWAH
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI) SEMESTER IV
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Semua manusia
dilahirkan ke dunia ini terlahir dalam keadaan suci (Fitroh) yang dalam bahasa
Jhon Locke nya disebut Tabula Rasa (kertas kosong). Dengan itu
maka Manusia dituntut untuk mencari Ilmu se luas mungkin untuk mengisi kekosongan
tadi. Dengan tujuan agar dalam kehidupan bisa bermanfaat atas kemashlahatan
Manusia.
B. Rumusan
masalah
Dari latar belakang masalah diatas, terdapat beberapa macam rumusan masalah
yang terdapat didalamnya:
·
Bagaimana sebenarnya hakikat ilmu dan bagaimana contoh pengaplikasiaannya?
BAB II
PEMBAHASAN
·
Hakikat
Ilmu Dan Bagaimana Contoh Pengaplikasiaannya
Ma’syiral muslimin! Marilah kita
bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta mempelajari hukum-hukum syariat-Nya,
dengan cara menuntut ilmu yang bermafaat. Sebab, ilmu itu merupakan cahaya
sekaligus petunjuk, sedangkan kebodohan adalah kegelapan dan kesesatan.
Pelajarilah apa yang telah Allah turunkan berupa wahyu kepada Rasul-Nya.
Sesungguhnya, ulama adalah pewaris para nabi. Adapun para nabi dulu tidak mewariskan
uang dinar atau dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka, siapa yang mengambil
ilmu tersebut, berarti ia telah mengabil bagian kekayaan yang besar dari
warisan mereka. Pelajarilah ilmu, karena ia adalah kemulaiaan di dunia dan
akhirat, serta akan memberikan pahala yang terus mengalir sampai hari kiamat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
َ ﺩَﺭَﺟَﺎﺕٍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦ ﻣِﻨﻜُﻢْ
ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦ ﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﺮْﻓَﻊِ
” Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmumpengetahuan beberapa
derajat.” (Al-Mujadilah [58]: 11)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻳَﺪْﻋُﻮْﻟَﻪ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻭَﻟَﺪ ﺃَﻭْ ٍ ﺑَﻌْﺪِﻩِ
ﻣِﻦْﻪِ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﻋِﻠْﻢٍ ﺔٍﺧَﺎﺭ ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ٍﺙَﻼَﺛ ﺇِﻻ ﻋَﻤَﻠُﻪُﺍﻧْﻘَﻄَﻊ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﺕَ
ﺇِﺫَﺍ
“ Jika seorang hamba menginggal
dunia, maka pahala amalnya terputus kecuali dari tiga hal, yakni sedekah jariyah,
ilmu yang dimanfaatkan oleh orang-orang sepeninggalannya, atau anak shalih yang
mendoakannya .”
Mari kita perhatikan, betapa kita
masih merasakan pengaruh-pengeruh para ulama Rabbani hingga hari ini, meski
berbulan-bulan dan bertahun-tahun telah berlalu. Pengaruh mereka terpuji, jalan
mereka diikuti, nama mereka terus disebut, usaha mereka patut disyukuri. Jika
nama mereka disebut di majelis-majelis, maka orang-orang pun memohon rahmat dan
mendoakan mereka. Jika disebut tentang amal shaleh dan adab-adab luhur, maka
mereka merupakan teladan manussia dalam melaksakannya. Ma’asyiral muslimin ! Pelajarilah
ilmu dan amalkanlah, sebab mempelajari ilmu merupakan jihad fi sabilillah, dan
dengan mengamalkan ilmu akan mendatangkan cahaya dan bashirah dari Allah.
ﺃَﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﺄَﺣْﻴَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻟَﻪُ
ﻧُﻮﺭًﺍ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﺑِﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻛَﻤَﻦْ ﻣَﺜَﻠُﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺨَﺎﺭِﺝٍ
ﻣِّﻨْﻬَﺎ
“Apakah
orang yang sudah mati, lantas Kami menghidupkannya dan Kami berikan kepadanya
cahaya terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat
manusia, serupa dengan orang yang berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak
dapat keluar darinya? ” (Al-An’am [6]: 122)
Ma’asyiral
muslimin ! Tak lama lagi kita akan menghadapi tahun palajaran baru. Pada tahun
pelajaran baru itu siswa-siswa akan menerima ilmu-ilmu yang diajarkan kepada
mereka, sedangkan para guru akan menghadapi siswa-siswa yang hendak menimba
ilmu, adab, dan akhlak dari mereka. Demi Allah, apakah yang telah mereka persiapkan
untuk menghadapi hal ini? Hendaklah para siswa mempersiapkan diri menghadapi tahun
pelajaran ini dengan kesungguhan dan semangat mempelajari ilmu semaksimal
mungkin, melalui sarana- sarana dan cara- cara yang memungkinkan. Hendaklah para
siswa berupaya bersungguh-sungguh untuk menancapkan ilmu-ilmu itu di hati dan bersungguh-sungguh
mempelajarinya sejak awal tahun pelajaran, karena hal itu akan memantapkan ilmu
yang mereka terima dan memudahkan mereka meraihnya. Sebab, jika seorang siswa
bersungguh-sungguh sejak awal tahun, berarti ia menyerap ilmu sedikit demi
sedikit, sehingga belajarnya menjadi mudah. Namun, apabila ia bersantai- santai
dia awal tahun, maka sesudah itu ia pasti akan mengalami kesulitan, dan
ilmu-ilmu tersebut akan semakin berumpuk, sehingga bayangan ilmu di benaknya
hanya sepintas lalu, tertancap kuat di hati dan mengendap di otak.
Selain
itu, bila seorang siswa telah menguasai ilmu tentang suatu persoalan, ia wajib
menerapkan dan melaksanakannya pada dirinya, agar ilmu yang diperolehnya itu
bermanfaat bagi dirinya. Karena ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
dipraktikan seseorang secara nyata, sedangkan amal adalah buah dari ilmu. Orang
bodoh sungguh lebih baik daripada orang berilmu yang tidak dapat mendapat
manfaat dari ilmunya dan tidak melaksanakannya. Ilmu adalah senjata, mungkin
senjata itu bermanfaat bagimu untuk menghadapi musuh justru mencelakai dirimu. Saya
katakan kepada para siswa! Jika kamu semua telah mengetahui satu persoalan
agama, maka laksakanlah. Jika tidak, apa gunanya ilmu yang telah kamu mengerti itu?
Jika ada seorang yang telah mempelajari ilmu kedokteran, tetapi ia tidak pernah
mengobati dirinya sendiri dan orang lain, maka menurutmu apa faidah ilmunya?
Begitu pula ilmu-ilmu agama, jika tidak dilaksanakan. Bahkan, ilmu agama lebih
penting. Jika kamu melaksanakan ilmu tersebut, maka ia menjadi ilmu yang paling
bermanfaat, tetapi jika kamu melanggarnya, maka ia akan menjadi hujjah yang
mencelakakanmu.
Wahai
para guru! Anda semua berkewajiban menunaikan hak-hak agung umat Anda dan
hak-hak para siswa yang belajar tersebut karena Allah, dengan ikhlas, memohon
pertolongan kepada-Nya, dengan tujuan memberikan mafaatbagi anak-anak dan para siswa
yang mempelajari ilmu dari kalian. Ikhlaskan niat dalam mengajar, pergunakan
metode pengajaran yang paling mudah dan paling cepat memberikan pemahaman.
Sikapilah setiap kelas dengan sikap yang sesuai, karena mengajari para ahli
tentu tidak sama dengan mengajari para pemula. Hendaklah! Anda memberikan
contoh akhkak mulia dihadapan siswa. Jauilah segala akhlak tercela dan nista. Sesungguhnya
murid itu akan mengikuti perilaku dan akhlak gurunya, sebagaimana ia menerima
ilmu darinya. Berikan pengarahan kepada anak-anak Anda, para siswa, setiap ada
kesempatan untuk menyelesaikan pengarahan itu. Sesungguhnya, guru sejati adalah
guru yang memadukan antara pengajaran dan pendidikan yang baik, sedangkan Allah
mencintai para pelaku kebaikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Sebagai Manusia wajib
hukumnya untuk mencari ilmu supaya bisa berguna bagi kehidupan. terutama ilmu
yang kaitannya dengan agama maka hukumnya itu lebih wajib. Dan agar ilmunya itu
bisa berguna, yang pertama haruslah dimulai dari diri sendiri kemudian
keluarganya dan untuk Orang lain seperti halnya di sekolah, kuliah dan lain
sebagainya. Bukan hanya itu, manusia yang ilmunya bermanfaat, kelak pahalanya
akan selalu mengalir walaupun kematian telah menghampiri.
B.
Daftar Pustaka
·
khairulmufid.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar