Minggu, 10 Januari 2016



 

Kiprah menantu Kyai Lazim Kembang Kuning Pamekasan ini sedikit 'aneh' dan 'antik' menurut pengakuan masyarakat sekitar dan para santrinya yang beralasan bahwa al Marhum Kyai Ishaq ini pemelihara macan putih (ghaib) dan tak sedikit masyrakat sekitar yang pernah melihat wujudnya langsung. Mungkin ini yang dibilang aneh dan antik itu.

Beliau nyaris tidak pernah untuk  tidak menghadiri undangan orang lain apalagi tetangganya. Ya Beliau pernah berujar: "Mun e yonjheng oreng kentareh, mun gi' bisa'ah jelen, neser kareh alaola karnah ngonjhenga abek" (Kalau di undang orang hadirlah, walaupun sedang tidak enak badan selagi masih bisa jalan, tidak lumpuh, kasihan mereka sudah mempersiapkan hidangan jauh hari sebelumnya yang akan disuguhkan pada kita). Beliau memang cukup pandai membahagiakan hati orang lain. Nabi Muhammad SAW. bersabda: (Yang artinya) "Sebaik-baik amal ibadah ialah membuat oranglain senang dan bahagia".
Belajar di Pesantren Banyu Anyar Pamekasan dibawah bimbingan Kyai Baidlowi Itsbat, menjadikannya sosok Kyai ahli ibadah, sederhana, istiqomah, merakyat, dermawan dan disegani. Nama lengkapnya adalah Ishaq bin Ismail bin Abdurrohman bin Thoha. Kakeknya, Kyai Abdurrohman bin Thoha adalah abdi sebagai Keh Pangoloh Ganding, istilah masyarakat Madura bagi pejabat urusan agama disuatu daerah yang diangkat oleh raja. Berbakti dan takdzim pada guru, keluarga guru dan ahlul ilmi adalah salah satu yang dibanggakan dan patut ditiru dari diri Beliau. Contoh singkat bagaimana saat nyantri, Beliau menyapu seluruh halaman Pesantren terlebih halaman Ndalem (Rumah Kiyai) tanpa ada perintah, tak ayal semua teman-temannya senang dan pastinya sang guru meridloinya. Dan di usia senjanya, Putra dari Kyai Muhammad Banyu Anyar yang kala itu masih aktif di pesantren Sarang Rembang bertamu ke Beliau atas saran Ayahnya, Kyai Muhammad untuk mengaji ke Beliau. Namun dengan menunduk Beliau menolak halus permintaan cucu gurunya tersebut, "Tabhelik, Abdinah Ra (Lora, sebutan untuk  Putra Kiyaidi Madura) se ngajieh ka Ajunan" (sebaliknya kyai, bahkan saya yang ingin ngaji ke Sampean). ujarnya penuh tawadluk.
Di pesantren yang didirikannya pun , Nurul Jadid yang berlokasi di Rosong Desa Karay, Kec. Ganding Kab. Sumenep . Beliau kerap kali mengumandangkan Adzan, biasanya Adzan Dhuhur karena disaat yang sama para santrinya masih belajar di Madrasah. Dan melalui wasilah Beliau dan akhlak mulia Beliau, banyak saudara kita keturunan Cina yang belum beriman membaca Syahadat dihadapannya, Subhanallah. Ada sebuah ungkapan dari teman sejawatnya: "Keh Ishaq rowah mun ka ka'alemnah tak paddeng, se paddeng barokah gurunah ben pesantrenah". (Kyai Ishaq itu kalau dari segi keilmuannya tak begitu menonjol, yang nampak dari Beliau adalah barokah dan ridlo guru dan pesantrennya).
Setruman yang kuat dari gurunya dan pada gurunya itulah membawanya kedalam tidurnya.Ya Beliau bermimpi gurunya, Kyai Baidlowi Itsbat membaca dan memaknai kitab Bidayatul Hidayah karya Hujjatul Islam Imam al-Ghozali kepada Beliau sampai hatam. Dan uniknya pengajian dalam mimpi ini berlangsung di tiap malam Kamis sampai lebih kurang empat (4) bulan lamanya. Setelah hatam, dimalam Kamis berikutnya Beliau masih memimpikan sang guru, dan kali ini adalah acara selamatan hatam kitab Bidayah malam Kamis sebelumnya di sebuah masjid Parebaan Ganding, masjid peninggalan Raja Sumenep. Menurut pengakuan Beliau, yang hadir diacara hataman itu selain Kyai Baidlowi Itsbat adalah para Kyai Pesantren Guluk-guluk, Pesantren Karay dan lain-lain. Dan Kyai Baidlowi Itsbat dalam mimpi itu memangkunya dan menyuapi susu padanya.Dan ternyata kisah malam Kamis ini belum usai. Ya sepekan kemudian (malam Kamis tentunya) Beliau kembali memimpikan gurunya itu mengajaknya ke sebuah tempat indah dan sangat terang penuh cahaya, lalu gurunya berkata:" ya' tang kennengan! " (ini tempat saya!), Masyaallah. Dan saat menjelang Shubuh di malam itu Ia menerima telegram bahwa sang guru Kyai Baidlowi Itsbat telah wafat beberapa waktu sebelumnya.
al Fatihah..........
sumber ; dikutip dari kronologi Facabook Epang Omang Rosong

1 komentar: