Karikatur foto K. Rifa'ie
Karikatur Foto Ny. Zahroh (Istri KH. Rifa'ie)
Salah satu tulisan khutbah K. Rifa'ie yang sudah disalin
K.
Rifa'ie merupakan tokoh agama atau dalam bahasa maduranya disebut Keaeh (Kiyai).
beliau berasal dari Dusun Talambung Daja, Desa Gadu Barat, Kec. Ganding, Kab. Sumenep. Masa
mudanya beliau dihabiskan untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren
Banyuanyar yang merupakan salah satu
pondok Pesantren tertua di Indonesia asuhan KH. Abdul Hamid bin Istbat. beliau
mencari ilmu disana, selama kurang lebih 16 tahun (menurut KH. Jamali, putranya
yang ke dua hasil pernilahan dengan Ny. Se).Karikatur Foto Ny. Zahroh (Istri KH. Rifa'ie)
Salah satu tulisan khutbah K. Rifa'ie yang sudah disalin
Setelah
menuntut ilmu di Banyuanyar beliau abebet
(membabat, Red: Madura) dan
menggagas Pesantren di Talambung. Di pesantren ini ratusan santri dari berbagai
daerah berlomba-lomba untuk bisa mengaji al Quran dan membaca kitab kuning.
Pesantren ini merupakan yng tertua di Desa Ganding dan saah satu Pesantren
tertua di Kec. Ganding setelah Pondok Pesantren Karay dan Sumber Payung.
Beliau Tokoh yang sangat luar biasa dan terkenal dengan ke'alimannya, ibadahnya yang super, keistiqomahannya,
kezuhudannya (Red: tidak terlalu mementingkan duniawi) dan ketelatenannya
kepada putra-putranya.
Dari
sisi kealimannya, menurut KH Jamali, konon disaat akan menjadi khatib sholat jum'at, beliau tiap
minggunya selalu membuat teks / naskah sendiri untuk dibuat khotbah dengan
menggunakan bahasa arab. Dan semua kitabnya hancur tidak bisa dibaca saking seringnya dipelajari. Betapa
'alimnya beliau.
Dipandang
dari ibadahnya dan keistiqomahannya, salah satu contohnya adalah sebelum
adzan sholat yang lima waktu
dikumandangkan, beliau datang ke Musholla satu jam sebelum adzan tersebut. Pun
dengan sholat malamnya secara konsisten dilakukan pada jam 2 tengah malam dan
turun dari Musholla sekitar Jam
7 pagi. tambah KH. Jamali dengan nada yang begitu kagum. Juga menurut penuturan salah
satu santrinya, Rasul mengatakan dikala beliau bergegas untuk sholat jum'at ke
Masjid, perjalanan dari dalemnya sampai menuju ke Masjid dilakukan
dengan jalan kaki sambil membaca Surat al-Waqi'ah secara berulang-ulang. dimana pada saat itu
beliau selalu gonta ganti masjid di setiap minggunya.
selain
itu, K Rifa'ie juga dikenal sebagai alim ulama' yang tidak terlalu mementingkan
keduniaan. KH. Jamali mengatakan,
sepulang mondok dari Banyuanyar beliau tidak tahu apa itu dan berapa itu uang.
Bahkan kamar pribadi beliau
berantakan tidak karoan saking zuhudnya.
Bukan
hanya itu, karena mempunyai keinginan besar untuk memondokkan putra-putrinya
beliau mempunyai usaha kecil-kecilan
dengan berjualan Korket ( ketela goreng, makanan has madura).
Diceritakan, oleh putranya KH. Jamali, K. Rifa'ie itu sangat menjaga putra2nya agar tidak jalan sendiri disaat di perjalanan. Pernah pada suatu hari, KH Jamali, pulang dari Pondok Pesantrennya dengan berjalan kaki karena kirimannya sudah habis selama seminggu. Dengan tekadnya KH Jamali berjalan sendiri di tengah kesunyian malam dr Pondok Bata Bata sampai ke Talambung, Ganding. Setelah sampai di dalemnya KH Jamali dimarahi sama Abahnya. "Je' ajelenan kadibi', mon mateh, pateh elang. Mon kadueh pateh totoran, mon katelloh pateh tongguh". Artinya, jangan berjalan sendirian, karena kalau mati maka namanya mati hilang, kalau berdua namanya mati tutur, kalau bertiga mati ada yg menjaga.
Perjalan
hidup dari seorang ulama' besar memang sangat penuh perjuangan yang patut kita
teladani. Namun, walaupun seperti itu, beliau tetap melakukan sunnatullah /
pernikahan dengan istrinya tercinta Ny Se.
Dari pernikahan ini, keduanya dikaruniai 4 anak (3 putra dan 1 putri). putra
yang pertama adalah al-Marhum
KH. Subki Rifa'ie, pendiri Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Reng Perreng, Ganding, Kedua adalah KH.
Jamali Rifa'ie (satu-satunya yang masih hidup) Pendiri Pon.Pes Raudlatut
Tholibin, Lorong Anyar,
Ganding, ketiga adalah al Marhum
KH. Zayyadi Rifa'i, penerus pesantren yang pernah diemban oleh Abahnya dan yang
terakhir adalah al Marhumah Ny.Hj. Saniyah Rifa'ie (istri dari pendiri Pondok
Pesantren Bandungan, Pakong).
Semoga
apa yang telah dilakukan oleh K. Rifa'ie bisa menjadi tauladan dan barakah bagi kita
semua.
Amin yaaa rabbal
‘alamin........................
0 komentar:
Posting Komentar