KEMUNDURAN ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah :
SEJARAH PERADABAN ISLAM
Dosen Pembimbing :
Ronggo Wasito M.Pd.I
PENYUSUN:
KHAIRUL MUFID
INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI
FAKULTAS DAKWAH
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI) SEMESTER IV
PERIODE : 2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1250-1500 M,
merupakan babak di mana umat Islam yang berada di sekitar Timur Tengah mendapat
berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar misalnya serangan
dari Timur Lenk dan juga Hulagu Khan yang kesemuanya merupakan satu keturunan
yaitu bangsa Mongol. Dari dalam atau intern yaitu merupakan masa disintegrasi,
konflik antara sunni dan syi’ah yang semakin menajam serta munculnya
gerakan-gerakan fanatik terhadap bangsa Arab.
Akan tetapi berlainan dengan
apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara atau Mesir, Dinasti Mamalik yang
berkuasa di sana berhasil berhasil selamat dari serangan-serangan dari bangsa
Mongol. Sehingga peradaban Islam yang mungkin terputus karena saat itu Baghdad
yang merupakan pusat peradaban Islam telah dihancurkan oleh bangsa Mongol,
dapat terus berkembang walaupun di tempat yang berbeda. Penyebabnya adalah
banyak ilmuwan yang melarikan diri ke Mesir dan di sana pemerintah yang
berkuasa juga memperhatikan perkembangan ilmu pengtahuan dan sebagainya. Dengan
demikian perkembangan peradaban dari masa periode klasik tidak terputus dan
terus berlanjut oleh dinasti Mamluk di Mesir
B.
Rumusan masalah
Dari paparan
diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah
a.
Fase-fase kemunduran Islam
b.
Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fase Kemunduran
Disebut masa
kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh
bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang
juga masih keturunan bangsa Mongol.
masa kemunduran ini dapat
dibagi ke beberapa fase lagi, yaitu:
- Serangan Mongol oleh Dinasti Jengiskhan
Bangsa Mongol ini berasal
dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke
Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka
mempunyai watak yang kasar, suka berperang, pengembara dan berani menghadapi
maut untuk mencapai keinginannya, dan kebringasannya dalam menentang
musuh-musuhnya. Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang
dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih
menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan
mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah
pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu
gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.
Daerah-daerah
yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di
barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan
ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M;
kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di
Asia kecil pada tahun 1243 M. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan
tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia tersebut.
Pada tahun 1258 M
inilah kota Baghdad jatuh ke tangan bangsa Mongol dan mengakhiri khilafah
Abbasiyah di sana, juga merupakan awal kemuduran politik dan peradaban Islam.
Karena pada masa itu Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan merupakan kawasan
yang kaya akan khsanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan
oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Kejatuhan Baghdad ini
tidak semata-mata karena faktor ekstern, tetapi juga karena faktor intern yang
telah meruntuhkan khilafah Abbasiyah di sana. Faktor intern itu antara lain
adanya perpecahan yang ditandai dengan lepasnya daerah kekuasaan yang kemudian
membentuk kerajaan kecil-kecil, hal tersebut berdampak pada lemahnya kekuatan
ekonomi yang juga timbul karena adanya korupsi dan keinginan untuk hidup mewah
dikalangan penguasa, dan faktor-faktor lainnya.
Dari Bagdad pasukan Mongolia
menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun
1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah
lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamluk
yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia
dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.
Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian
besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasai oleh bangsa Mongolia selama
kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran
mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.
Dari sekian banyak penguasa
dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang
telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703
/1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung
ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur
dan ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan
botani.[3] Ia
membangun semacam biara, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi,
sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh
Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim.
Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu
Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan
yang sangat menyedihkan dan angin topan disertai hujan es yang mendatangkan
malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah.
Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh
Timur Lenk.[4]
- Serangan Dinasti Timur Lenk
Belum sempat bangkit dari
kejatuhan, seabad kemudian malapetaka yang tidak kalah dahsyatnya kembali
terjadi. Penyerangan kali ini yang dipimpin oleh Timur Lenk atau Timur si
Pincang ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam
daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan
yang masih menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama
“Islam.”
Pada tanggal 10 April 1370 M.
Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia
berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan.
Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi
seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M, ia menaklukkan Khurasan,
terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan.
Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian
besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, misalnya di
Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan
batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari 70000 kepala manusia yang
sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai lebih dari 80000 tawanan;
Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun
1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo
dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta
dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap ke luar.
Banyak bangunan, seperti
sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi
dihancurkan. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang
bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad,
dan membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120
menara sebagai tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai
kerajaan Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah
bekas imperium Jengiskan dan Hulagukhan.
Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di
Ankara. Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri
tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand.
Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah perjalanan ia menderita
sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71 tahun. Tepatnya tahun 1404
M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.
Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi
Timur Lenk adalah sosok yang bisa dibilang saleh ia sempat memperhatikan
pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at dan menyukai tarekat
Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu mengikutsertakan para
ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para ulama. Walaupun
terkadang ia memaksakan suatu fatwa kepada ulama agar memperbolehkan apa yang
dilakukannya.
- Dinasti Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam
yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamluk
yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars
(1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang
sebagai pembangun hakiki dinasti Mamluk di Mesir.
Dinasti Mamluk berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti
Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan,
Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang
ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamluk ini mengalami kemajuan diberbagai
bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk
mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil menyatakan
setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara Salib di
sepanjang laut tengah.
Di bidang politik atau pemerintahan, pemerintahan dinasti ini
bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qalawun
(1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun temurun. Anak Qalawun
berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha (1295-
1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di
Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir berkompetisi dalam
prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.
Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis
dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat
Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara
Laut merah dan laut tengah dengan Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan,
Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan
tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti
sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama.
1.
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu
Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun.
2.
Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di
bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry.
3.
Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu
susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi
seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi.
4.
Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu
Yusuf.
5.
Dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang
pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan,
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain.
6.
Dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan
yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum,
perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.
Kerajaan Mamluk ini berakhir
tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka
berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamluk . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di
Turki.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam
hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang
merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad
setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah
jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan
akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M.
Hal ini disebabkan karena
terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri.
Abu Abdullah sebagai khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung
serangan-serangan kristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan
akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara.
Dengan demikian berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua
pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M.
boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia yang akan dibahas pada makalah selanjutnya.
Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia yang akan dibahas pada makalah selanjutnya.
B. Penyebab Kemunduran dan
Kehancuran
Beberapa penyebab kemunduran
dan kehancuran Umat Islam di Spanyol di antaranya konflik Islam dengan Kristen,
tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem
peralihan kekuasaan, dan keterpencilan.
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa
muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas
dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan
membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran
Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal
itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari
pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen
memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya Ideologi
Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf
diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana
politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah
menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka
masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non Arab
yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan
dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini
menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping
kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para
penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat
“serius”, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan
ekonomi yang amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer
4. Tidak Jelasnya Sistem
Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan
diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan
Muluk al-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir
di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, diantaranya juga disebabkan
permasalahan ini.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia
Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali
dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen di sana.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ada banyak perilaku yang patut diterapkan sebagai cerminan
penghayatan terhadap sejarah perkembangan Islam di abad pertengahan khususnya
pada masa kemunduran,yakni:
1. Sejarah merupakan
pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau perbuatan kaum
muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya menderita tidqak
terulang lagi. Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain
untuk memundurkan peran kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun
politik. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya
yang seimbang antara kepentingan duniawi dan ukhrawinya serta senantiasa
meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan Al Qur’an dan Hadis.
2. Umat Islam harus mengambil
pelajaran dari negara barat. Mereka semula jauh tertinggal dibandingkan dengan
kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam, tetapi kemudian mereka
dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat islam
3. Keberadaan cendekiawan
pada masa perkembangan Islam abad pertengahan seperti Ibnu Sina, Al Farabi, dan
Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi bagi uamt Islam untuk terus
mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita-cita perjuangan
tokoh-tokoh muslim pada abad pertengahan tersebut sehingga Islam mampu membawa
rahmat bagi seluruh dunia.
Daftar Pustaka
Ø Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Yogyakarta: Kota Kembang, 1989.
Ø Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Grafindo
Persada,1993
Ø http://ismat89.blogspot.com/2012/03/Sejarah
peradaban Islam.html
blog lu kek kntl
BalasHapuswanjiiirr berani amat
BalasHapus